Bagansiapiapi, Mediapesisirnews.com | Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIA Bagansiapiapi memulai kegiatan Penemuan Kasus Tuberkulosis (TBC) melalui program Active Case Finding (ACF) Rontgen Dada (CXR) pada Senin, 17 November 2025. Kegiatan ini digelar bekerja sama dengan Kementerian Kesehatan RI, Dinas Kesehatan Kabupaten Rokan Hilir, Puskesmas Bagansiapiapi, serta Tirta Medical Center (TMC), dengan dukungan Global Fund 2025.
Plt Kepala Lapas Bagansiapiapi, Nimrot Sihotang, menyampaikan bahwa pemeriksaan kesehatan tersebut merupakan upaya penting untuk meminimalkan risiko penularan penyakit menular di lingkungan pemasyarakatan.
"Kesehatan WBP adalah tanggung jawab bersama. Melalui ACF ini, kami berupaya melakukan deteksi dini agar potensi penyebaran TBC dapat dicegah dan ditangani dengan cepat," ujarnya.
Program ACF dijadwalkan berlangsung selama enam hari, pada 17–22 November 2025, dengan target 1.100 Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP). Pada hari pertama, 222 WBP telah menjalani pemeriksaan Rontgen Dada, sementara 30 orang di antaranya mengikuti pengambilan spesimen dahak untuk pemeriksaan lanjutan menggunakan metode Tes Cepat Molekuler (TCM). Seluruh sampel akan diperiksa di Laboratorium RSUD guna memastikan diagnosis yang lebih akurat.
Pelaksanaan kegiatan berjalan tertib dan mendapat respons positif dari para peserta. Pihak lapas berharap rangkaian ACF ini dapat menekan penyebaran TBC serta meningkatkan kualitas kesehatan warga binaan secara keseluruhan.
Editor: Redaksi






