MEDIAPESISIRNEWS.com, Bangko - Nelayan di Bagansiapiapi, Kecamatan Bangko, Kabupaten Rokan Hilir, mengakui hampir 15 hari terakhir tidak dapat melaut akibat angin kencang yang melanda perairan setempat. Kondisi cuaca yang tidak bersahabat itu membuat aktivitas penangkapan ikan terhenti dan berdampak langsung pada penghasilan nelayan.
Jeki, yang akrab disapa Bg Jek, nelayan rawai senggol (awai senggong, bahasa Melayu), mengatakan situasi saat ini sangat menyulitkan.
"Sudah hampir 15 hari kami tidak turun ke laut karena angin kencang. Gelombang tinggi dan arus kuat sangat berisiko bagi keselamatan," ujarnya kepada media, Kamis (18/12) malam.
Menurut Bg Jek, berhentinya aktivitas melaut membuat banyak nelayan kehilangan sumber pendapatan harian. Padahal, kebutuhan rumah tangga tetap berjalan.
"Untuk makan sehari-hari saja mulai susah. Tabungan nelayan kecil, kalau lama tak melaut, kami benar-benar terjepit,"kata dia.
Ia menambahkan, sebagian nelayan juga terpaksa menunda perawatan alat tangkap karena keterbatasan biaya. Selain itu, utang untuk kebutuhan operasional yang biasanya dibayar dari hasil melaut kini menumpuk.
"Solar, es, dan kebutuhan lain biasanya kami bayar dari hasil tangkapan. Sekarang tidak ada pemasukan," ujarnya.
Bg Jek berharap pemerintah daerah serta pihak terkait di sektor perikanan Kabupaten Rokan Hilir dapat lebih peduli terhadap kondisi nelayan. Ia meminta dilakukan pendataan menyeluruh agar bantuan atau langkah antisipatif dapat tepat sasaran.
"Kami berharap ada perhatian nyata, minimal pendataan dulu, supaya pemerintah tahu kondisi nelayan yang benar-benar terdampak," katanya.
Menurut dia, pendataan penting sebagai dasar penyaluran bantuan, baik berupa bantuan kebutuhan pokok maupun program dukungan lain selama cuaca ekstrem masih berlangsung.
"Kami tidak minta macam-macam, hanya berharap ada kepedulian agar nelayan bisa bertahan sampai cuaca kembali normal," pungkasnya.
Editor: Redaksi




