Bagansiapiapi, Mediapesisirnews.com | Krisis bahan bakar minyak (BBM) jenis solar bersubsidi di Kabupaten Rokan Hilir (Rohil), Riau, semakin memprihatinkan. Ratusan nelayan bersama mahasiswa menggelar aksi unjuk rasa di depan gedung DPRD Rohil, Selasa (30/9/2025), menuntut pemerintah daerah segera mengatasi kelangkaan yang sudah berlangsung berbulan-bulan.
Aksi yang berlangsung di Jalan Lintas Pesisir Sungai Rokan, Bagansiapiapi, itu diwarnai orasi dan tangisan para nelayan. Mereka mendesak pemerintah daerah serta DPRD Rohil untuk turun tangan.
"Jikapun ada persoalan hukum di SPBU BUMD Rohil, kami tidak peduli. Yang kami tahu, nelayan menderita karena tidak bisa melaut akibat krisis solar selama tiga bulan terakhir," ujar salah satu peserta aksi.
Keluhan serupa datang dari keluarga nelayan. Mereka menyebut Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) milik PT SPRH, badan usaha milik daerah (BUMD) Rohil, sudah tutup selama 53 hari tanpa kepastian.
" Yang Kami ingin tahu, apakah jatah solar untuk nelayan masih bisa dibagikan atau tidak,” kata seorang ibu nelayan di tengah aksi.
Para nelayan menegaskan kebutuhan solar bagi mereka tidak bisa ditunda karena menyangkut keberlangsungan hidup. Mereka juga mengancam akan terus bertahan di halaman kantor DPRD hingga pemerintah dan pihak BUMD memberikan kepastian.
Dalam aksinya, massa meminta Bupati Rohil bersama manajemen PT SPRH hadir langsung menemui mereka.
" Kami ingin Bupati dan pihak BUMD datang ke sini mengambil keputusan," teriak seorang mahasiswa yang ikut berorasi.
Pantauan di lapangan menunjukkan, aksi tersebut dikawal puluhan anggota Satpol PP, TNI, dan Polri. Hingga berita ini diturunkan, demonstrasi masih berlangsung, dengan massa tetap bertahan menunggu kehadiran pejabat terkait.
Editor: Redaksi