Bagansiapiapi, Mediapesisirnews.com | Budi, Nelayan Bagan Hulu, tidak terima anaknya jadi korban Bullying atau Perundungan yang diduga dilakukan oleh oknum guru hingga pingsan dan jatuh sakit.
Sebagai ayah, Budi mengaku terpukul ketika kabar itu tersiar dan menyasar kepada anaknya yang saat ini masih duduk di kelas XI atau Kelas 2 di SMA Negeri 2 Bangko.
"Anak saya diperlakukan seperti itu (Bullying) hingga pingsan di sekolahnya, sebagai orang tua, kami tidak terima anak kami diperlakukan seperti itu oleh oknum guru tersebut," Kata Budi, Kamis (07/03/2024) kepada wartawan.
Hingga kejadian itu, Budi mengaku anaknya jadi sakit, hingga tidak masuk sekolah dalam waktu 3 (tiga) hari untuk mengikuti pelajaran di sekolah.
"Sejak kejadian itu, anak saya jatuh sakit, tiga hari tidak sekolah, sementara saya udah lima hari tidak kelaut," Ujar Budi sedih.
Budi mengaku, masalah tersebut sebelumnya ingin disampaikan langsung kepada kepala sekolah (Kepsek) SMA Negeri 2 Bangko untuk mencari kebenaran, namun Ia mengaku tidak punya kesempatan untuk berbicara langsung hal tersebut dengan alasan pihak sekolah Pak Kepsek ada rapat.
"Saya bersama istri sempat datang pagi pagi disekolah mau jumpa kepsek, namun pihak sekolah beralasan ada rapat, sorenya kami melihat anak kami masih sakit dan merasa tak senang kami datang lagi ke sekolah itu dan sempat jumpa dengan oknum guru itu dan sempat mengeluarkan bahasa yang tidak enak kepada kami, akhirnya kami mengalah dan pulang," Ungkap Budi.
Sementara Ropiah yang mengaku ibu korban, kepada wartawan mengatakan bahwa anaknya kerap kali dapat perlakuan yang tidak menyenangkan dari oknum guru tersebut bahkan dari informasi yang dia dapat anaknya pernah dianiaya oleh oknum guru tersebut saat berada di sekolah, sekitar akhir Desember 2023 lalu, namun sang anak tidak memberitahukan hal tersebut secara langsung.
Bahkan dengan mata berkaca, Ropiah membeberkan dugaan penganiaya kepada anaknya yang dilakukan oleh oknum guru tersebut dengan cara menyumpal pakai jilbab ke mulut anaknya hingga pecah dan berdarah.
Demikian pengakuan Ropiah ibu korban dugaan Bullying yang merupakan siswi masih aktif di SMA Negeri 2 Bangko, kabupaten Rokan Hilir Provinsi Riau, di Bagansiapiapi.
Sebagai seorang ibu, Ropiah ikut menyampaikan tidak terima apa yang telah menimpa anak gadisnya itu, menurutnya anak gadisnya itu masih polos alias labil, ropiah ikut mengaku anaknya menerima tekanan mental dan bahkan tidak sadar diri alias pingsan jika banyak tekanan, sehingga kesehatannya sering terganggu dan akhirnya jatuh sakit.
"Anak saya trauma, sakit akibat perbuatan oknum guru tersebut, perkataan guru itu sangat kotor sekali, dua jari tapak kakinya saya besarkan, saya tidak pernah memukul dan berkata kotor kepadanya, saya khawatir kalo hal ini dibiarkan sesuatu yang tak diinginkan bisa saja terjadi," Ujar Ibu itu sambil mengusap anaknya.
Menurut Ropiah, seharusnya seorang guru itu menjadi panutan bagi anak anak, mendidik dan memberikan contoh yang baik bukan malah memperlakukan dengan semena mena kepada seorang murid terlebih dengan cara yang arogan alias menggunakan kekerasan serta perkataan kotor yang tidak pantas di ucapkan.
"Kalo anak saya ada salah, seharusnya hal itu disampaikan kepada kami selaku orang tua, jangan main pukul saja, kami menitipkan anak kami sekolah disitu untuk menimba, memproleh ilmu dan mendapatkan pendidikan yang baik," Kata Ropiah.
Ropiah ikut membeberkan kejadian beberapa hari yang lalu, anaknya pingsan di sekolah akibat perbuatan oknum guru tersebut yang memukul anaknya pakai benda jenis kayu plafon dan melontarkan bahasa yang kotor. Kejadian itu terungkap dari informasi yang diterimanya dari salah satu murid SMA N 2 Bangko tempat anaknya sekolah.
" Bukan sekali anak saya diperlakukan seperti ini, anak saya tidak pernah ceritakan hal itu kepada kami (orang tua), aku baru tahu kabar itu dari salah satu siswa yang sekolah disana, tentu hal ini tidak bisa lagi saya terima, saya berharap semoga kedepannya tidak ada lagi anak anak jadi korban, semoga hal ini dapat diselesaikan secepat mungkin sehingga anak anak kita dapat kembali belajar dengan nyaman,"kata Ropiah mengakhiri.
Terpisah, Rs Oknum guru yang dimaksud saat dikonfirmasi media pesisir news diruang kepsek SMA Negeri 2 Bangko, membantah tidak pernah berbuat demikian.
Menurut, Rs, dirinya sebagai guru baru baru ini pernah memanggil kedua orang tua korban dilantarkan sang anak sering bolos sekolah alias cabut, dimana pada saat itu hari jumat yang menurut dia aturan sekolah sebelum usai sholat jumat para murid tidak boleh ada yang pulang, namun si korban tidak mengindahkan aturan dimaksud.
Rs seorang guru agama di SMA Negeri 2 Bangko itu ikut mengakui bahwa dirinya memang ada menghapus lipstik dibibir si korban yang dikatakan mengeluarkan darah, namun Rs ikut membantah bahwa darah yang keluar dari bibir korban tidak ada dan itu bisa disaksikan langsung dari murid murid kelas yang lain yang ikut menyaksikan peristiwa tersebut.
"Persoalan penghapusan lipstik pakai jilbabnya itu sudah lama, yang bibir nya sempat keluar darah itu tidak ada, bisa kita saksikan langsung lewat CCTV dan anak anak yang melihat secara langsung pada waktu itu," Ujar Rs.
Oknum guru itu ikut membantah terkait dirinya memukul pakai bahan jenis kayu plafon kepada korban sehingga korban pingsan, namun oknum guru tersebut mengaku hanya memukul sedikit sambil memberi nasihat agar si anak mematuhi aturan yang ditetapkan oleh pihak sekolah SMA Negeri 2 Bangko untuk dipatuhi.
Sementara Kepsek SMA Negeri 2 Bangko Jonmeiri saat dikonfirmasi wartawan terkait persoalan tersebut terkesan mencuba menghindar dan meninggalkan ruangan dengan alasan rapat koperasi sekolah.
Bahkan saat ditanya terkait upaya atau penyelesaian kasus tersebut antara pihak sekolah bersama orang tua murid, kepsek SMA Negeri 2 Bangko itu belum bisa memberikan kejelasan yang pasti sehingga persoalan ini diduga untuk sementara waktu akan terus bergulir hingga kedua belah pihak akan saling mengklaim kebenaran satu sama lain hingga kebenaran akan terungkap.
Editor: Redaksi