JAKARTA, MEDIAPESISIRNEWS.com | Joko Widodo ditunjuk sebagai Ketua Task Force Bencana BRIN untuk penanganan bencana di Sumatra.
Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) baru-baru ini mengumumkan penunjukan Joko Widodo sebagai Ketua Satuan Tugas (Satgas) Penanggulangan Bencana.
Penunjukan ini bertujuan untuk mempercepat dukungan ilmiah dan teknologi dalam menangani bencana banjir dan tanah longsor yang melanda wilayah Sumatra, khususnya Aceh dan Sumatra Utara. Joko Widodo, yang akrab disapa Joko, akan memimpin tim dalam upaya pemulihan setelah bencana.
Dalam kapasitasnya sebagai Ketua Satgas Bencana BRIN, Joko berkomitmen untuk memanfaatkan seluruh kemampuan riset dan teknologi yang dimiliki BRIN untuk membantu masyarakat yang terkena dampak bencana.
"BRIN hadir dengan pendekatan ilmiah. Kami memastikan seluruh kemampuan riset, teknologi, dan SDM yang dimiliki dapat digunakan secara optimal untuk membantu masyarakat," kata Joko melalui keterangan di Jakarta, Senin (1/12)
Latar Belakang Pendidikan Joko Widodo
Nama Joko Widodo sama persis dengan Presiden ke-7 Joko Widodo alias Jokowi. Namun Joko Widodo ini bukan Jokowi mantan presiden. Ketua task force itu merupakan peneliti BRIN. Berikut profil Joko Widodo yang memimpin satgas bencana BRIN menangani bencana di Pulau Sumatra.
Joko Widodo memiliki latar belakang pendidikan yang kuat di bidang geografi dan sains. Dia merupakan alumnus Fakultas Geografi Universitas Gadjah Mada (UGM) angkatan 1993 dan meraih gelar magister Ilmu Lingkungan dari Universitas Indonesia pada tahun 2011. Gelar doktor (Ph.D.) diperolehnya dari Chiba University, Jepang, di bidang Computer Science and Information Processing.
Keahlian Joko Widodo
Keahlian Joko Widodo meliputi geografi, synthetic aperture radar (SAR), dan sains lingkungan. Ia juga memiliki kemampuan dalam interferometric synthetic aperture radar (InSAR) dan penilaian dampak lingkungan (Environmental Impact Assessment - EIA).
Dengan latar belakang Pendidikan dan keahliannya, Joko Widodo diharapkan mempercepat proses pemulihan daerah terdampak bencana berdasarkan kajian ilmiah dilakukannya.
Peran Satgas Bencana BRIN
Sebagai Ketua Task Force BRIN, Joko Widodo menekankan pentingnya riset dan teknologi dalam penanganan bencana. BRIN telah mengaktifkan unit reaksi cepat untuk merespons dampak bencana, termasuk pemetaan berbasis satelit dan penyediaan air bersih. Tim pemrosesan data satelit BRIN juga memetakan area banjir dengan cepat menggunakan data radar Sentinel-1.
Data yang diperoleh akan disebarkan kepada pemerintah daerah dan BNPB untuk mendukung pengambilan keputusan di lapangan. Dengan pendekatan ilmiah dan pemanfaatan teknologi, diharapkan dapat meminimalisir dampak bencana yang terjadi.
Pemetaan Berbasis Satelit
Joko mengatakan, BRIN melalui Task Force Penanggulangan Bencana segera mengerahkan dukungan ilmiah dan teknologi untuk membantu penanganan bencana banjir dan tanah longsor yang melanda sejumlah wilayah di Sumatra Utara dan Aceh. BRIN bergerak cepat untuk memastikan kontribusi nyata lembaga riset nasional ini dapat mendukung percepatan pemulihan di daerah terdampak.
Joko menyebut BRIN mengaktifkan beberapa unit reaksi cepat untuk merespons dampak bencana, mulai dari pemetaan berbasis satelit, penyediaan air bersih dan air siap minum, hingga mobilisasi tenaga kesehatan dan dukungan psikososial.
Hasil Data Satelit BRIN
Dia menjelaskan tim pemrosesan data satelit BRIN sejak awal kejadian telah memetakan area banjir secara cepat menggunakan data radar Sentinel-1 yang dapat menembus awan dan hujan. Peta ini menunjukkan persebaran banjir di wilayah Aceh serta Sumatera Utara, dan telah disebarkan ke berbagai pihak mulai dari pemerintah daerah, BNPB, hingga komunitas geospasial.
"Data ini sangat penting untuk memahami sebaran genangan terkini dan mendukung penentuan prioritas penanganan di lapangan," ujar dia.
Aspek Air Bersih dan Kesehatan
Di sisi lain, jelas Joko, BRIN juga memprioritaskan aspek pemenuhan kebutuhan air bersih dan air minum di wilayah terdampak. Unit Air Siap Minum (Arsinum) milik BRIN saat ini sedang dilakukan pengecekan kondisi unitnya yang selama ini difungsikan untuk tanggap darurat.
Menurutnya, kebutuhan air menjadi krusial mengingat banyak infrastruktur lokal yang terdampak dan suplai air kemasan dinilai tidak mencukupi kebutuhan masyarakat.
Di sektor kesehatan, lanjut Joko, BRIN juga telah menyiapkan tenaga kesehatan, psikolog, serta ahli kesehatan lingkungan untuk mendukung respons tanggap darurat.
"Bencana banjir tidak hanya menyebabkan kerusakan fisik, tetapi juga berdampak pada kesehatan dan psikologis warga. Tim kami siap membantu pemerintah daerah dalam memberikan dukungan medis dan psikososial," ucap Joko seperti dikutip dari Antara.
Lokasi Prioritas Penanganan Bantuan
Dengan wilayah terdampak yang sangat luas, BRIN akan menentukan lokasi prioritas untuk memastikan bantuan tepat sasaran dan dapat memberikan dampak langsung bagi warga. Ia menegaskan pihaknya berkomitmen mendukung penuh upaya pemerintah dalam penanganan bencana di Sumatera.
"Kami bergerak hari ini, bukan besok. Task Force BRIN akan bekerja bersama seluruh pemangku kepentingan untuk memastikan bantuan berbasis riset hadir bagi masyarakat yang membutuhkan," tutur Joko.
Editor: Redaksi
Sumber: https://www.merdeka.com/peristiwa/profil-joko-widodo-lulusan-ugm-yang-jadi-ketua-satgas-bencana-brin-tangani-banjir-bandang-sumatra-503002-mvk.html






